Rabu, 24 April 2013

Teknologi Ramah Lingkungan Terbaru

Kondisi bumi yang terus menurun dari tahun ke tahun serta isu tentang pemanasan global santer dibicarakan akhir-akhir ini. Seperti yang kita ketahui dan rasakan, alam di sekitar kitapun “memberikan sinyal” bahwa telah terjadi kerusakan serius dan jika tidak ditanggulangi dengan segera akan membahayakan masa depan makhluk hidup di dunia ini. Cuaca yang kian memanas, naiknya permukaan air laut diatas ambang normal adalah contoh nyata efek dari pemanasan global. Dalam beberapa kliping maupun artikel teknologi ramah lingkungan terbaru, diungkapkan bahwa aktifitas pabrik dengan berbagai teknologi mesin serta banyaknya kendaraan bermotor di sebut-sebut sebagai penyumbang emisi terbesar di dunia.


Kondisi yang dilematis dirasakan oleh perusahaan-perusahaan di bidang teknologi mesin, baik itu mesin produksi di pabrik, otomotif ataupun mesin-mesin lainnya. Di satu sisi mereka harus memaksimalkan pendapatan dengan menekan biaya produksi sekecil mungkin, namun di sisi lain mereka juga dituntut untuk mengembangkan / menggunakan teknologi terbaru yang ramah akan lingkungan. Sementara seperti yang kita ketahui bersama dari berbagai referensi baik itu bersumber dari artikel teknologi maupun media masa, bahwa biaya untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan membutuhkan investasi yang sangat mahal.

Berikut ini adalah contoh pengaplikasian teknologi ramah lingkungan :

1. Pembangkit listrik tenaga surya / sinar matahari (nanosolar).

2. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (Enhanced Geolhermal System / EGS).

3. Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

4. Mobil bertenaga listrik.
Setidaknya ada tiga jenis model energi ramah lingkungan yang dapat digunakan untuk menjalankan mesin mobil, yakni :
    - perpaduan antara motor listrik dan mesin bensin (hybrid)
    - energi listrik yang berasal dari tenaga surya atau sinar matahari (nanosolar)
    - energi listrik melalui alat pengisian ulang atau baterai, seperti pada perangkat ponsel (charger)

Teknologi yang humanis atau yang biasa kita sebut sebagai teknologi ramah lingkungan, dapat diartikan sebagai semua hal yang berhubungan dengan perangkat teknologi untuk tujuan tertentu dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan. Sebelumnya orang hanya berfikir instan, bagaimana cara untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan efek panjang dari semua aktifitasnya, hingga alam memberikan peringatan dan akhirnya kesadaran itu muncul. Berapa nilai oksigen yang kita hirup? Atau seberapa besar artinya kelestarian harimau sumatera, orangutan di kalimantan serta pinguin yang hidup di kutub sana? Jika kita mau bicara jujur, semua itu tak ternilai harganya. Sudah saatnya kita duduk bersama dan merubah visi demi masa depan anak cucu kita.

Lantas apa yang bisa kita sumbangkan dalam rangka ikut melestarikan lingkungan? Di kehidupan sehari-hari banyak hal bisa kita lakukan, mulailah dari hal-hal kecil. Mengumpulkan sampah organik / non organik di sekitar kita kemudian kita pisahkan untuk di daur ulang kembali. Menggunakan listrik seperlunya saja serta mengontrol pemakaian air. Atau jika anda ingin menggunakan mesin pengawet makanan dirumah dengan teknologi yang ramah lingkungan, pilihlah kulkas pendingin tanpa freon. Banyak artikel maupun referensi & informasi yang mengunkapkan bahwa zat ini sangat berpotensi merusak lapisan ozon. Itulah beberapa kiat untuk kita berpartisipasi mengurangi pemanasan global, dan selanjutnya pilihan ada ditangan kita.

Sumber :

Read More ->>

Selasa, 23 April 2013

Jumlah pengguna internet di Indonesia capai 120 juta orang?



Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) secara resmi telah menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia tidak hanya berjumlah 63 juta orang.
 
Pernyataan dari APJII tersebut juga didukung oleh pernyataan Sri Handayani, Praktisi Internet dari PT Internetindo Ata Centra (IDC), kepada merdeka.com (22/04).

"Bila ditanya, seorang tukang sayur atau pembantu pasti tidak akan bilang bahwa dia merupakan pengguna Internet. Padahal kalau update status di Facebook bisa setiap jam. Ini juga pengguna Internet, yang tak tercatat oleh data yang selama ini ada," tuturnya kepada merdeka.com.

Menurut dia, bila dilakukan survei dan perhitungan yang lebih detail, pengguna Internet di Indonesia sebenarnya sangat luar biasa, bahkan bisa mencapai dua kali lipat atau lebih.

Sri Handayani yang akrab dipanggil Aie itu mengungkapkan adanya data yang lebih teliti dan detail diperlukan untuk membangun kebanggaan dan kepercayaan diri bangsa Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki pengguna Internet terbesar di dunia.

Selain itu, berdasarkan data Telkomsel, pengguna Internet dari kalangan pengguna data operator itu saja sudah mencapai 50 juta pelanggan, belum jumlah pengguna operator lainnya.

Johar Alam, pemilik IDC (Internetindo Data Centra Indonesia), juga menuturkan dengan hanya penetrasi 22 persen saja, Indonesia sudah mencatat prestasi luar biasa di bidang Internet.

"Selain sebagai negara dengan pengguna Facebook dan Twitter ke empat terbesar di dunia, Indonesia juga memiliki trafik bandwidth lokal yang luar biasa, yaitu mencapai 64 GB akhir tahun lalu, atau naik lebih dari 2 juta persen dibandingkan 12 tahun yang lalu," imbuh Johar.

Dari laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan pernyataan dari beberapa praktisi internet di atas, bukan tidak mungkin jika pengguna internet di Indonesia sekarang sudah mencapai atau melebihi angka 120 juta orang.


Sumber :
Read More ->>

Senin, 22 April 2013

Salahkah teknologi dan internet ubah cara komunikasi dunia?

Beberapa tahun lalu, untuk saling berkirim-kiriman ucapan atau bertanya kabar, kartu pos dan surat menjadi salah satu sarana yang sering digunakan. Bagaimana dengan sekarang?
 
Di kala zaman semakin maju, teknologi membawa banyak perubahan d setiap lini. Salah satunya dalam hal pengiriman pesan yang dulunya menggunakan kartu pos dan surat.

Sekarang ini pengiriman data, informasi dan sejenisnya lebih banyak dilakukan dengan menggunakan email sampai dengan jejaring sosial. Untuk lebih memperpendek jarak, banyak orang yang menggunakan layanan telepon atau juga video chat seperti Skype, Yahoo! Messenger dan sejenisnya.

Dikutip dari Telegraph (17/04), sebuah survei yang dilakukan oleh Skyscanner terhadap 1,200 orang mengungkapkan fakta baru bahwa hanya sekitar 6 persen saja dari semua responden tersebut yang masih menggunakan jasa pengiriman pesan secara tradisional.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan persentase selebihnya yang mengatakan bahwa ketika mereka mengunjungi suatu tempat akan secara cepat membagikan kisah beserta foto atau videonya melalui Facebook.

10 persen di antaranya juga mengatakan bahwa mereka menggunakan layanan Skype untuk melakukan komunikasi jarak jauh dengan seseorang.

Bahkan sekitar 89 persen orang-orang di Inggris tidak lagi menggunakan layanan informasi perjalanan dari travel agent. Mereka lebih tertarik menggunakan layanan internet karena lebih mudah dan cepat sekaligus tepat pada sasaran yang diinginkan.

"Internet dan jejaring sosial telah mengubah cara komunikasi di dunia. Banyak orang yang telah meninggalkan cara lama dan bergeser memakai metode komunikasi modern," ungkap juru bicara Skyscanner.

Dengan hasil dari survei ini dan realita yang ada, teknologi dan internet serta segala hal yang terkait di dalamnya tidak dapat disalahkan 100 persen atas perubahan cara komunikasi dunia.

Karena, sebagai pemikiran saja, setiap inovasi yang digunakan oleh banyak orang maka secara otomatis akan mengubah pola lama menjadi cara baru yang lebih mudah, efisien dan cepat. Bagaimana menurut Anda?

Sumber :


Read More ->>

Sabtu, 20 April 2013

Inovasi Teknologi Pertanian untuk Produk Global


Perubahan budaya atau aspek sosial ternyata merubah cara pandang. Jaman dahulu kala, manusia mencukupi kebutuhan pangan dengan cara berburu. Setelah lewat era itu, kebutuhan pangan diusahakan dengan bercocok tanam. Saat ini perkembangan itu sudah demikian dasyat. Teknologi pangan sudah demikian maju. Dari sekian bahan pangan yang dimakan oleh manusia ternyata masih banyak berasal dari muka bumi artinya belum tergantikan oleh produk digital. Dari mulai tanaman di tanam, dirawat, dipanen, dikemas, didistribusikan hingga di meja makan membutuhkan inovasi.
Namun demikian pada era industrialisasi global sekitar abad ke-18, peningkatan bahan pangan yang digenjot habis-habisan ini menyisakan masalah baru. Penggunaan teknologi saat itu masih menyisakan kesedihan kepada perubahan sosial, ekonomi dan ekologi saat ini. Penerapan teknologi pertanian konvensional yang membahana menyebabkan ketergantungan petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia. Pelaksanaan budidaya yang kurang memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup. Bahkan hitung-hitungan yang rasional terhadap pembelajaan sarana produksi pertanian tidak dihitung sebagai rugi laba.
Beberapa fakta yang bisa ditemui saat ini berkaitan dengan gagalnya pertanian konvensional antara lain ;
  1. Penurunan tingkat kesuburan tanah
  2. Hilangnya bahan organik dalam tanah
  3. Erosi dan sedimentasi tanah
  4. Pencemaran tanah dan air akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan
  5. Residu pestisida dan bahan berbahaya lainnya
  6. Memudarnya konsep gotong royong masyarakat
  7. Berkurangnya luas lahan karena beralih fungsi jadi tempat industri, dll
Hingga kemudian para pakar mengemukakan gagasan mengenai pertanian berkelanjutan. Urusan pangan bukan hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan. Bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk anak cucu kita. Food and Agriculture Organization (FAO, 1989) mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang. Pembangunan pertanian berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdaya genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak secara ekonomis, dan diterima secara sosial.
Pertanian berkelanjutan ini tidak lepas dari pemanfaatan teknologi. Tiga pilar pertanian berkelanjutan antara lain; dimensi Sosial, dimensi Ekonomi dan dimensi Ekologi. Selain dimensi tersebut penting untuk mengaplikasikan teknologi yang berkaitan langsung dengan bidang pertanian maupun bidang lain. Teknologi ini harus mampu memacu peningkatan nilai tambah (value added), daya saing (competitiveness), dan keuntungan (profit/benefit) produk pertanian.
Organ teknologi yang diperlukan adalah cara budidaya dan bertani secara berkelanjutan dilakukan dengan baik, penanganan hasil panen yang baik, pengolahan/pasca panen dan membangun sistem distribusi yang baik. Indikasi atau ukuran keberhasilan pelaksanaan teknologi tersebut adalah standar terhadap produk pertaniannya. Produk pertanian yang baik memenuhi kriteria kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Teknologi yang mampu mendaur ulang proses pemanfaatan (zero waste) dan pemanfaatan sumberdaya lokal serta diversifikasi merupakan salah satu bagian dari strategi penguatan teknologi.
Indonesia merupakan negara besar dan memiliki potensi untuk melaksanakan hal ini. Sumberdaya cukup melimpah dan didukung oleh iklim yang kondusif. Peran serta pengambil kebijakan lebih fokus dalam pembangunan bidang pertanian berkelanjutan akan mengenjot gairah perkembangan pertanian berkelanjutan. Pada masanya, produk petani Indonesia mampu menjadi daya saing global.


Sumber :

Read More ->>